Senin, 02 April 2012

Publikasi Ilmiah Tanpa Pamrih

Pada hari Kamis tanggal 29 Maret 2012, saya menghadiri kegiatan Taklimat Hibah Jurnal yang Memenuhi Standar Mutu dan Tata Kelola Nasional atas undangan DIKTI yang bertempat di gedung LPPM UNY. Pada kesempatan tersebut berkumpul kurang lebih 40 pengelola jurnal untk berdikusi dan merancang kegiatan bersama. Ada hal yang menarik, saya mendapatkan pencerahan dari Prof. Mien A Rifai dari (AIPI=Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia). Berikut poin-poin menarik dari ceramah beliau :

Terbukti bahwa motivasi utama dosen Indonesia menulis jurnal adalah untuk mengumpulkan kumulatif yang dibutuhkan pada saat kenaikan pangkat, maka jika kita lihat kualitas makalah yang dihasilkan memang cukup memprihatinkan, karena motivasinya bukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tetapi lebih mengembangkan pendapatan...hehe. Padahal jika kita melihat sejarah berkala pertama di dunia The Philosophical Transaction of the Royal Society dikeluarkan pada tanggal 6 Maret 1665, secara gamblang dinyatakan bahwa tujuan penerbitannya adalah untuk : meregistrasi adanya ilmuwan yang berkegiatan kecendikiaan, mensertifikasi kelayakan mutu isi jurnal untuk diterbitkan, mendeseminasikan hasilnya berupa artikel secara luas dan mengarsipkan temuan dan teori serta pendapat yang dimuatnya. Dari sini terlihat bahwa penerbitan tersebut akan memungkinkan ilmuwan dengan tanpa pamrih berbagi pengetahuan dan ilmu yang baru berhasil diungkapkannya.

Tak kalah serunya pak Mien A Rifai menganalisis juga bahwa setiap tahun di ratusan lembaga penelitian dan ribuan perguruan tinggi di Indonesia selalu dihasilkan tak terhitung jumlah kajian dan laporan penelitian, jutaan skripsi, ribuan thesis dan ratusan disertasi. Akan tetapi karena tidak pernah sampai ke publik yang membiayainya, produk kecendikiaan yang melimpah ruah tadi secara sinis dikategorikan sebagai "lost science in the third world'.

Ternyata segudang hambatan budaya memang menghantui setiap upaya penggalangan untuk menautkan publikasi, penelitian, peneliti, lembaga litbang dan perguruan tinggi di satu sisi, dengan teknologi terterapkan, pelaku industri dan produksi barang ataupun jasa di pihak lain, serta kesejahteraan/ kemakmuran rakyat juga. Ego sektoral, departemental barrier, kepentingan pribadi, keengganan berkoordinasi (oleh ketakutan terkooptasi karena keseringan berkembangnya sika subordinasi) dan berbagai kendala lainnya ternyata tidak segera tersembuhkan oleh bermacam komite, dewan, inpres ataupun peraturan perundang-undangan yang sudah dicoba diberlakukan.

..... Mudah-mudahan PR kita bersama ini segera terselesaikan ....Aamiin.

Minggu, 01 April 2012

Peramalan Beban Listrik Jangka Pendek Melalui Pendekatan Statistik dan Soft Computing


AbstrakMakalah ini memaparkan hasil penelitian tentang estimasi beban listrik harian melalui dua pendekatan yaitu pendekatan statistik dan pendekatan softcomputing. Pendekatan statistik menggunakan metode moving average dan exponential smoothing,  sedangkan pendekatan softcomputing menggunakan algoritma feed forward backpropagation dari jaringan syaraf tiruan. Hasil perhitungan dengan kedua pendekatan tersebut kemudian dibandingkan dengan metode koefisien beban yang selama ini digunakan PLN. Hasil simulasi diperoleh bahwa estimasi lebih akurat dengan menggunakan pendekatan soft computing.
Kata Kunci : Estimasi beban listrik harian;Statistik; Soft computing.

Daftar Pustaka:
Ade Gafar Abdullah, Selly Feranie 2005, Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Pengembangan Model Prediksi (Proceeding), Seminar Nasional Pendidikan Matematika, FPMIPA, UPI, Bandung.
Ade Gafar Abdullah, 2008, Short Term Load Forecasting (STLF) Melalui Pendekatan Logika Fuzzy (Journal), ELECTRANS Vol VII Nomor 14 September 2008.
G.J. Tsekouras, P.B.Kotoulas, and C.D. Tsirekis (2008), A pattern regognition methodology for evaluation of load profiles and typical days of large electricity customers, Electric Power System Research 78, pp.1494-1510.
James W. Taylor (2008), An Evaluation of Methods for Very Short-Term Load Forecasting Using Minute-by-Minute British Data, International Journal of Forecasting.
Kun-Long Ho, Yuan-Yih Hsu, Chien –Cluen Yang (1992), “Short term load forecasting using multiplayer neural network with an adaptive learning algorithm”., IEEE Trans. On power systems, Vol.7,No.1.
Kwang –Ho Kim , Hyoung Sun Youn and Yong Cheol kang (2000), “ STLF for Special Days in Anomalous Load Conditions Using Neural Networks and Fuzzy Inference Method”. IEEE Transactions on Power Systems, vol. 15, pp. 559-565.
Muhammad Riaz Khan dan Ajith Abraham (2002) “Short Term Load Forecasting Models in Czech Republic Using Soft Computing Paradigms” ,Department of Computer Science, Oklahoma State University, Tulsa.
Rafal Weron and Adam Misiorek (2008), Forecasting Spot Electricity Prices : A Comparison of Parametric and Semiparametric Time Series Models, International Journal of Forecasting.
Yadi Mulyadi, Ade Gafar Abdullah, Dadang Lukman Hakim, 2006, Perbandingan Model Prakiraan Beban Listrik Jangka Pendek Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Logika Fuzzy (Proceeding), SNPTE 2006 UNY Yogyakarta.
Yadi Mulyadi, Ade Gafar Abdullah, Risman Nurjaman, Estimasi Beban Puncak Harian Berbasis Algoritma Self Organizing Map (SOM), Seminar Nasional Electical, Informatics, and It’s Educations 2009, Universitas Negeri Malang, Malang

Perakitan Modul Latih Otomasi Industri Melalui Project-Based Laboratory dengan Penilaian Kinerja Berbasis Fuzzy Grading System

Paper ini merupakan publikasi hasil penelitian saya dkk, yang didanai dari Hibah Inovasi Pembelajaran UPI Tahun 2011. Intinya penelitian ini menerapkan pendekatan pembelajaran project based laboratory pada proses praktikum elektronika industri dan penilaian kinerja mahasiswa pada proses perkuliahan dilakukan melalui penilaian kinerja berbasis fuzzy grading system.
  
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran project based laboratory (probaslab) pada proses disain dan perakitan modul latih otomasi industri dan menghasilkan model alat penilaian kinerja berbasis fuzzy grading system . Metode penelitian dilakukan melalui pendekatan penelitian pengembangan. Konsep pembelajaran probaslab telah mengarahkan mahasiswa untuk melakukan  pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Fokus pembelajaran terletak pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari suatu disiplin studi, melibatkan peserta kuliah dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan mahasiswa untuk dapat bekerja secara otonom mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya menghasilkan produk nyata.  Proses implementasi model pembelajaran probaslab ini dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan kelas yang dilakukan selama tiga siklus. Perbaikan pembelajaran selalu dilakukan pada setiap siklus berdasarkan hasil refleksi antara peneliti dan dosen pengampu mata kuliah Praktikum Elektronika Industri III. Proses penilaian kinerja pada pembelajaran probaslab menggunakan pendekatan fuzzy grading system telah menghasilkan proses asesmen yang tidak kaku dan lebih adil dan objektif. Unsur subjektifitas dalam penilaian proses kinerja dapat dihindari oleh dosen karena keputusan akhir dapat ditentukan melalui proses defuzzifikasi yang sepenuhnya diputuskan oleh sistem perangkat lunak. Hasil belajar mahasiswa berdasarkan penilaian proses dan evaluasi akhir menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan . Hal ini mengindikasikan bahwa implementasi model pembelajaran probaslab mempengaruhi terhadap motivasi dan semangat mahasiswa untuk berprestasi.

Kata Kunci : Project based laboratory, Fuzzy grading system, Modul latih, Otomasi industri, Penilaian kinerja.

DAFTAR PUSTAKA
Alamaki, A. (1999). Current Trends in Technology Education in Finland. The Journal of Technology Studies. Tersedia di : Digital Library and Archives.
Ana, 2008. Project Based Learning: Alternative of Teaching and Learning Model  for Pre- service  Teacher Education in  TVET. International Journal of Education  Vol.2 No.2, May 2008
Ana, Ade Gafar Abdullah, Liunir Z, (2010), Assesment Project Based Learning Using Fuzzy Grading SystemApproach, Proceedings of International Seminar : The The Challenge for VET in Developing Skills for Today”s Workforce, UNY, Yogyakarta, Mei 2010
Ana, Ade Gafar Abdullah, 2010, Assessment of Project Based Learning Using Fuzzy Grading System: Alternative Assessment for Learning Model for Pre-service Teacher Education in TVET, The 1st UPI International Conference on Technical And Vocational Education and Training, UPI, Bandung, Nopember2010.
Bransford, J. D., & Stein, B. S. , “The IDEAL Problem Solver (2nd ed.)”,  New York: Freeman, 1993.
Guarasa, Marcias J. et.all (2005). Tools and Strategies for Improving PBL Laboratory Courses with a High Student-to-Faculty Ratio. 35th ASEE/IEEE Frontiers in Education Conference, October 19 – 22, 2005, Indianapolis, IN.
Jian Ma and Duanning Zhou, 2000, “Fuzzy Set Approach to the Assessment of Student-Centered Learning”, IEEE Transactions on Education, Vol. 43, No. 2.
Javier R. Echauz, and George J. Vachtsevanos, 1995,  Fuzzy Grading System, IEEE Transactions on Education, Vol. 38, No. 2.
Katz, L. , “The Project Approach. ERIC Clearinghouse on Elementary and Early Childhood Education” ,  ED368509. April 1994.
Purnawan,”Desain e- Learning Berbasis Web Model PBL”, Tesis, ITB, 2007
Rui Hong Chu, Dylan Dah-Chuan Lu, S. Sathiakumar, 2008, Project-Based Lab Teaching for Power Electronic and Drives, IEEE Transaction On Education, Vol. 51 No.1. Februari 2008, p 108-113.
Pan, Jianbiao. et.all (2008).  A Project-Based Electronics Manufacturing Laboratory Course For Lower-Division Engineering Students.American Society for Engineering Education.
Sharan, Y., “Enriching the Group and Investigation in the Intercultural Classroom”, European Journal of Intercultural Studies, 9(2), 1998, 133-140.
Sukamto. (2001). Perubahan Karakteristik Dunia Kerja dan Revitalisasi Pembelajaran dalam Kurikulum Pendidikan Kejuruan. Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Pendidikan Kejuruan Pada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
Thomas, J.W. (2000). “A Review of Research on Project-Based Learning”. California: The Autodesk Foundation. http://www.autodesk.com/foundation
V. Genis, W. Rosen, R. Chiou, W. Danley, J. Milbrandt, G. Marekova, S. Racz, T.Kitchener, and B. La Vay, 2007, Laboratory and Project Based Course in the Engineering Technology Curriculum, Proceeding of the 2007 Middle Atlantic Section Fall Conference of The American Society for Engineering Education.
Wahyu Nurharjadmo. (2008). Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda di Sekolah Kejuruan. Jurnal Spirit Publik Volume 4, Nomor 2 halaman 215-228 Oktober 2008.
Zorica Nedic, Andrew Nafalski and Jan Machotka, 2010, Motivational Project-Based Laboratory for a Common First Year Electrical Engineering Course, European Journal of Engineering Education, Vol.35, No. 4, Agustus 2010, p 379-392.
 

Kamis, 29 Maret 2012

Natural Circulation Level Optimization and the Effect during ULOF Accident in the SPINNOR Reactors


Makalah ini telah dipresentasikan pada kegiatan THE 4TH ASIAN PHYSICS SYMPOSIUM—AN INTERNATIONAL SYMPOSIUM Pada Tanggal 12–13 October 201. Makalah secara lengkap dapat di download di : http://proceedings.aip.org/resource/2/apcpcs/1325/1/261_1?isAuthorized=no

Abstract : 
Natural circulation level optimization and the effect during loss of flow accident in the 250 MWt MOX fuelled small Pb-Bi Cooled non-refuelling nuclear reactors (SPINNOR) have been performed.  The simulation begin with steady state calculation of neutron flux, power distribution and temperature distribution accros the core, hot and cool pool, and also steam generator. Then the accident started by the loss of pumping power. The sequence is then the transient flow calculation across the core, the core temperature distribution, hot pool and cool pool fluid dynamic calculation and temperature change simulation, and the transient flow and temperature calculation across the steam generator. Then the reactivity feedback calculation is conducted, followed by kinetic calculation, and then the sequence repeated. The results show that the SPINNOR reactor has inherent safety capability against this accident. 

Keywords: natural circulation, ULOF accident, SPINNOR reactor
PACS: 28.20.Gd

References

1.       A. G. Abdullah, Z. Su’ud, and Y. Yulianti, ULOF Accident Analysis for 300 MWth Pb-Bi Cooled MOX Fuelled SPINNOR Reactor:  Proc. of the Intern. Conf. on Advances in Nuclear Science and Engineering 2009.]
2.    Z. Su’ud, Advanced SPINNORs Concept and The Prospect of Their Deployment in Remote Area: International Conference on Advances in Nuclear Science and Engineering, Bandung, Indonesia, 2007, pp. 199-207.
3.    Z. Su’ud and H. Sekimoto, Safety Aspect of Long-Life Small Safe Power Reactors: Ann. Nucl. Energy Vol. 22, No 11,1995,  pp. 711-722.
4.    Z. Su’ud, Comparative Study on Safety Performance of Nitride Fueled Lead Bismuth Cooled Fast Reactor With Various Power Levels: Progress in Nuclear Energy, Vol. 32, No. 3/4,  1998, pp. 571-577.
5.    Z. Su’ud and H. Sekimoto, Accident Analysis of Lead-Bismuth Cooled Small Safe Long-Life Fast Reactor Using Metallic or Nitride Fuel:  Nuclear Engineering and Design 162, 1996, pp. 205-222.
6.   Y. Yulianti and Z. Su’ud, Development of Three Dimensional Accident Analysis Code for Pb-Bi Cooled Tank type Fast Reactors: Proc. of the Intern. Conf. on Advances in Nuclear Science and Engineering 2007.
7.   Waltar A. E. and Reynolds A. B. Fast Breeder Reactor: Pergamon Press, 1981
8.    Duderstadt J.J. and Hamilton L. J. Nuclear Reactor Analysis: Joh Wiley and Sons,1076

Rabu, 28 Maret 2012

ULOF Accident Analysis for 300 MWt Pb-Bi Coolled MOX Fuelled SPINNOR Reactor


Merupakan paper saya yang secara lengkap dapat di download di :  http://www.ccsenet.org/journal/index.php/apr/article/view/10107
Paper ini  di publikasikan pada jurnal Applied Physic Research Vol.4. No.1 Februari 2012  

Abstract
In this study the result of investigation through simulation of unprotected loss of flow accident (ULOF) for 300 MWth MOX fuelled small Pb-Bi Cooled non-refuelling nuclear reactors (SPINNOR) are discussed. The two dimensional diffusion calculation combined with transient thermal hydraulic analysis has been employed. The reactor is tank type Pb-Bi cooled fast reactors with steam generator included inside reactor vessel. The simulation begin with steady state calculation of neutron flux, power distribution and temperature distribution across the core, hot and cool pool, and also steam generator. The accident analysis begin with the loss of pumping power. The sequence of analysis is then the transient flow calculation across the core, the core temperature distribution, hot pool and cool pool fluid dynamic calculation and temperature change simulation, and the transient flow and temperature calculation across the steam generator. Then the reactivity feedback calculation is conducted, followed by kinetic calculation, and then the sequence repeated. The results show that the SPINNOR reactor has inherent safety capability against this accident.

Keywords: ULOF accident, Pb-Bi Cooled, SPINNOR reactor  

References
Duderstadt J. J., & Hamilton L. J. (1976). Nuclear Reactor Analysis. John Willey and Sons.
S. Zaki, & H. Sekimoto. (1995). Safety Aspect of Long-Life Small Safe Power Reactors, Ann. Nucl. Energy, Vol. 22, No 11, pp. 711-722. http://dx.doi.org/10.1016/0306-4549(95)00007-F
S. Zaki, & H. Sekimoto. (1996). Accident Analysis of Lead-Bismuth Cooled Small Safe Long-Life Fast Reactor Using Metallic or Nitride Fuel. Nuclear Engineering and Design, 162, pp. 205-222. http://dx.doi.org/10.1016/0029-5493(95)01131-5
Waltar A. E., & Reynolds A. B. (1981), Fast Breeder Reactor. Pergamon Press.
Zaki Su’ud. (1998). Comparative Study on Safety Performance of Nitride Fueled Lead Bismuth Cooled Fast Reactor With Various Power Levels. Progress in Nuclear Energy, Vol. 32, No. 34, pp. 571-577. http://dx.doi.org/10.1016/S0149-1970(97)00045-0
Zaki Su’ud. (2007). Advanced SPINNORs Concept and The Prospect of Their Deployment in Remote Area, International Conference on Advances in Nuclear Science and Engineering, Bandung, Indonesia, pp. 199-207.

Selasa, 27 Maret 2012

Aspek Keselamatan PLTN

Kebutuhan energi listrik di Indonesia makin berkembang dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kebutuhan hidup masyarakat seiring dengan pesatnya peningkatan pembangunan di bidang teknologi, industri dan informasi. Energi listrik kini merupakan landasan bagi kehidupan modern dan tersedianya dalam jumlah dan mutu yang cukup menjadi syarat bagi suatu masyarakat yang ingin memiliki taraf kehidupan yang baik dan perkembangan industri yang maju. Tabel I.1. memperlihatkan tabel pertumbuhan populasi penduduk Indonesia dan kebutuhan energi listriknya. Pertumbuhan populasi penduduk Indonesia mengacu pada data World Resourses Intitute tahun 2009, pertumbuhan kebutuhan listrik per orang mengacu pada International Energy Agency tahun 2007 dan tabel produk domestik bruto Indonesia tahun 2000 sampai dengan 2050 mengacu pada data World Bank tahun 2008 .



Tabel di atas memperlihatkan bahwa kebutuhan energi listrik semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan per kapita. Jika kita menggunakan asumsi pertumbuhan rata-rata 4,6%, (Habibie, 2009) maka dapat diprediksi kebutuhan energi tahun 2010 hingga sampai tahun 2050 akan mengalami pertumbuhan kira-kira mencapai 604%.

Permasalahan energi bagi kelangsungan hidup manusia merupakan masalah besar yang dihadapi oleh hampir seluruh negara di dunia ini termasuk Indonesia. Tidak lagi ditemukannya cadangan sumber energi dalam jumlah yang besar pada rentang waktu terakhir ini membuat hampir seluruh dunia menjadikan permasalahan energi menjadi problem besar yang perlu ditangani secara serius. Sepuluh negara konsumen energi terbesar yang masih didominasi oleh negara-negara industri maju yang tergabung dalam G8, hampir semuanya menjadikan minyak, batubara dan gas alam sebagai penopang utama kebutuhan energinya, meskipun dengan komposisi yang berbeda-beda. Dari sepuluh negara konsumen energi terbesar tersebut yang mengkonsumsi 64,76% dari total energi dunia, sebagian besar tetap menjadikan minyak sebagai pasokan utama energinya. Indonesia sendiri, dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat, berada pada posisi ke 20 sebagai konsumen energi dunia dengan total konsumsi sebesar 1,1% dari total energi dunia (British Petroleum,2005).

Pembangkit energi listrik Indonesia masih bergantung pada energi fosil seperti minyak bumi, gas bumi dan batu bara padahal cadangan batu-bara, gas alam dan minyak bumi Indonesia saat ini secara berturut-turut hanya sebesar 0,55%, 1,39% dan 0.43% dari cadangan energi dunia (British Petroleum, 2005).



Tabel I.2 memperlihatkan data berdasarkan kajian BATAN pada tahun 2010 yang memperlihatkan kapasitas dan proyeksi pembangkit listrik per jenis bahan bakar untuk sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali (JAMALI). Dari data tersebut terlihat jelas bahwa ketergantungan penggunaan energi listrik Indonesia terhadap bahan bakar fosil masih tinggi. Bahan bakar fosil merupakan jenis sumber energi yang tidak dapat diperbaharui, sehingga keberadaannya setiap tahun semakin berkurang. Di sisi lain, pembakaran bahan bakar fosil memunculkan banyak permasalahan lingkungan. Bahan bakar fosil merupakan penyumbang terbesar COx, SOx, abu sisa pembakaran, dan gas-gas berbahaya lainnya. Gas-gas tersebut merupakan faktor terbesar yang mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca, yang diyakini sebagai penyebab naiknya suhu di permukaan bumi akibat pemanasan global. Fakta-fakta ini telah memaksa dunia untuk mencari energi alternatif yang bisa menjamin ketersediaan energi dunia di tengah perkembangan ekonomi yang pesat, yang menuntut harga yang kompetitif serta ramah terhadap lingkungan.


Hingga saat ini telah dikembangkan berbagai sumber energi alternatif untuk mengatasi permasalahan energi tersebut, salah satunya adalah pemanfaatan energi nuklir. Dengan kemampuan untuk menghasilkan energi yang sangat besar dengan tingkat densitas yang sangat tinggi, sumber energi ini merupakan kandidat utama sumber energi listrik masa depan. Penggunaan teknologi nuklir sebagai salah satu sumber energi bukanlah hal yang baru.

Pemanfaatan teknologi nuklir dalam bentuk PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nulir) mulai dikembangkan secara komersial sejak tahun 1954. Pada waktu itu di Uni Sovyet (USSR), dibangun dan dioperasikan satu unit PLTN air ringan bertekanan tinggi (PWR) yang setahun kemudian mencapai daya 5 MWe. Di Amerika Serikat juga telah dioperasikan jenis reaktor yang sama dengan daya 60 MWe. Pada tahun 1956 di Inggris dikembangkan jenis Gas Cooled Reactor dengan daya 100 MWe (IAEA, 2010).

Menurut catatan Badan Energi Atom International (International Atomic Energy Agency, IAEA), hingga tahun 2010 di seluruh dunia baik di negara maju maupun berkembang telah dioperasikan sebanyak 438 unit PLTN tersebar di 30 negara dengan kontribusi sekitar 18% dari pasokan tenaga listrik dunia dengan total pembangkitan dayanya rata-rata mencapai 374 MWe. Sementara itu 143 PLTN dalam tahap konstruksi di 24 negara, dengan negara yang sedang membangun PLTN terbanyak adalah China 36 unit, India 20 unit dan Rusia 16 unit. Selain yang memasuki tahap konstruksi, 344 unit PLTN lainnya di dunia sedang dalam tahap perencanaan (IAEA, 2010).

Reaktor nuklir sering kali disebut sebagai temuan revolusioner yang terus berevolusi. Setiap rentang waktu teknologi reaktor nuklir terus berkembang. Setiap generasi baru telah memperbaiki teknologi reaktor pada generasi sebelumnya. Departemen Energi Amerika Serikat telah mengkategorikan desain reaktor nuklir dari generasi ke generasi. Gambar I.1. menggambarkan evolusi teknologi reaktor nuklir (Carlsson, 2003).



Generasi I : Desain ini merupakan prototipe reaktor komersil yang dikembangkan pada tahun 1950 sampai dengan 1960, antara lain reaktor Shippingport, Dresden, Magnox. Semua reaktor tersebut saat ini sudah tidak dioperasikan.

Generasi II : Reaktor generasi kedua ini dikembangkan pada rentang tahun 1970 sampai dengan 1980 dan secara komersial saat ini masih banyak digunakan. Termasuk reaktor LWR (Light-Water Reactors) yaitu reaktor BWR (Boiling Water Reactors) dan reaktor PWR (Pressurized Water Reactors), serta reaktor CANDU (CANada Deuterium-Uranium) dan reaktor AGR (Advanced Gas Cooled Reactor).

Generasi III : Reaktor generasi ketiga ini disebut juga sebagai desain lanjutan pembangkit listrik tenaga nuklir, yang meliputi reaktor ABWR (Advanced Boiling Water Reactor), reaktor EPR (European Pressurized Reactor), APWR (Advanced Pressurized Water Reactor), dan reaktor desain pasif AP600. Reaktor ABWR saat ini banyak dibangun dan beroperasi di Jepang.

Generasi III+ : Generasi ketiga plus sudah dalam pengembangan sejak tahun 1990 dan direncanakan akan dioperasikan secara komersil pada tahun 2010. Contoh yang termasuk reaktor generasi III+ ini adalah reaktor PBMR (Pebble-Bed Modular Reactor) dan SWR-1000 yang merupakan reaktor BWR yang telah dilengkapi dengan fitur keselamatan pasif. Reaktor SWR-1000 saat ini sedang disertifikasi oleh U.S. Nuclear Regulatory Commission (NRC).

Generasi IV : Reaktor generasi keempat direncanakan digunakan secara komersil pada rentang tahun 2015 - 2030. Salah satu negara yang siap membangun dan merealisasikan reaktor generasi keempat adalah negara Rusia. Reaktor generasi ini diharapkan akan sangat ekonomis, memiliki tingkat keselamatan sangat tinggi dan mampu membakar limbahnya sendiri. Contohnya reaktor SVBR-100 berpendingin Pb/Bi, yang merupakan reaktor modular berdaya 100 MW per modul.

Beberapa tahun terakhir ini reaktor nuklir telah menjadi sumber energi alternatif yang memberikan harapan di masa yang akan datang karena menghasilkan energi yang besar dengan polusi udara yang minimal dan limbah yang relatif kecil. Meskipun begitu berbagai masalah masih harus dipecahkan, khususnya menyangkut teknologi pengolahan limbah radioaktif agar dapat mengarah kepada paradigma reaktor nuklir yang bebas limbah radioaktif dan teknologi keselamatan berbasis keselamatan pasif dan inheren.

Tujuan aspek keselamatan PLTN secara umum adalah memproteksi individu, masyarakat dan lingkungan dengan membuat dan menjaga pertahanan yang efektif melawan bahaya radiologis. Sedangkan dari sisi teknis keselamatan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang telah diperhitungkan dalam desain dengan keyakinan yang tinggi, kebolehjadian yang sangat kecil dan konsekuensi radiologis yang minor, serta menjamin bahwa kecelakaan parah dengan kemungkinan dan konsekuensi radiologis yang serius sangatlah kecil.

Tiga kecelakaan yang signifikan dalam sejarah 50 tahun penggunaan pembangkit listrik tenaga nuklir (World Nuclear Association, 2011) :

Pertama : Three Mile Island USA terjadi pada tahun 1979, adalah kecelakaan yang paling serius dalam sejarah PLTN di Amerika Serikat. Kecelakaan ini sepenuhnya disebabkan kesalahan operator dalam mengendalikan reaktor sehingga reaktor mengalami overheating. Meskipun kejadian ini tidak menyebabkan kematian ataupun cedera para pekerja dan masyarakat sekitar reaktor, tetapi kecelakaan tersebut telah membawa perubahan yang sangat besar yang melibatkan perencanaan tanggap darurat, pelatihan operator reaktor, proteksi radiasi dan regulasi area operasi PLTN. Setelah kejadian ini U.S. Nuclear Regulatory Commision meningkatkan pengawasan terhadap aspek keselamatan reaktor.

Kedua : Chernobyl Ukraina terjadi pada tahun 1986, merupakan tonggak revolusi perkembangan keselamatan PLTN generasi berikutnya. PLTN Chernobyl adalah warisan perang dingin antara blok barat dan blok timur. Tipe reaktor Chernobyl berjenis RBMK (Reactor Bolshoy Moshchnosty Kanalny), selain sebagai reaktor daya dapat juga berfungsi sebagai penghasil plutonium yang merupakan bahan baku senjata nuklir, artinya bahwa reaktor Chernobyl di desain juga untuk kepentingan militer. Reaktor Chernobyl sudah mengalami kesalahan dalam hal desain, dan tidak memiliki pengungkung.

Ketiga : Fukhushima Daiichi terjadi pada tahun 2011, disebabkan adanya kegagalan sistem pendingin setelah reaktor padam otomatis akibat terjangan tsunami. Di lokasi ini terdapat enam buah PLTN. Sebelum gempa terjadi PLTN unit 4 - 6 dalam kondisi tak beroperasi untuk perawatan, sedangkan PLTN unit 1 - 3 sedang beroperasi secara normal. Kegagalan sistem pendinginan panas hasil peluruhan (decay heat) menyebabkan temperatur dan tekanan reaktor serta ruang pengungkung meningkat. Kemudian usaha pendinginan dilakukan dengan memasukkan air laut dengan bantuan alat pemadam kebakaran ke dalam bejana reaktor melalui jalur injeksi asam borat, tetapi menemui kegagalan.

Pasca kecelakaan tersebut maka terjadi pergeseran paradigma secara mendasar pada desain dan keselamatan reaktor daya nuklir dan saat ini perkembangan terbaru dalam desain reaktor daya nuklir dikenal sebagai reaktor Generasi keempat. Pada reaktor daya generasi keempat dituntut memenuhi 4 kriteria berikut (Su’ud, 2007):

1.Kemampuan keselamatan inheren (aspek keselamatan yang tak terganggu dengan kemungkinan human error, sabotase, kerusakan peralatan pengontrol, dll).
2.Mampu mengatasi persoalan limbah nuklir yang dihasilkannya/membakar limbahnya sendiri.
3.Ekonomis: dengan biaya produksi yang lebih rendah dari PLTN generasi III (Untuk generasi III, biaya produksi sekitar 3.5 sen US $ per kwh) (Beberapa desain mengejar target di bawah 2 sen US$ per kwh).
4.Karakteristik non proliferasi : yaitu desain yang sulit disalahgunakan untuk kepentingan militer.

Jumat, 26 Desember 2008

Tradisi Orang Jepang Merayakan Tahun Baru


Sungguh beruntung aku dapat merasakan momen pergantian tahun di Tokyo. Ada beberapa kebiasaan menarik yang dilakukan oleh orang jepang menjelang perayaan pergantian tahun. Bagi masyarakat jepang perayaan tahun baru merupakan suatu kegiatan penting dalam adat budaya masyarakatnya. Mungkin kalau di Indonesia hampir bisa disamakan dengan suasana menjelang hari raya idul fitri. Pemerintah Jepang menetapkan hari libur selama satu minggu terhitung sebelum dan sesudah tahun baru. Ternyata kebiasaan mudik ke kampung halaman terjadi juga di sini, orang-orang yang merantau di tokyo memanfaatkan hari libur ini untuk mudik ke kampung halamannya masing-masing. Biasanya tiket shinkansen terjual habis, begitu juga jadwal penerbangan menjadi sangat padat. Ada juga beberapa kegiatan unik yang dilakukan oleh masyarakat Jepang menjelang tahun baru ini :
Kegiatan Bersih-Bersih
Menjelang akhir Desember masyarakat Jepang biasanya melakukan kegiatan bersih-bersih (saya ngak tahu istilah jepangnya apa?). Kegiatan ini tidak hanya dilakukan di rumah saja tapi di kantor-kantor, sekolah termasuk di kampus-kampus. Aku juga sempat berpartispasi mengikuti kegiatan ini, di Titech kegiatan bersih-bersih dilaksanakan pada hari Rabu 24 Desember 2008, semua dosen, karyawan dan mahasiswa terjun sama-sama untuk membersihkan lingkungan di sekitar kampus, begitu juga kita lakukan bersih-bersih lab yang kita tempati. Kata orang Jepang kegiatan bersih-bersih ini memiliki makna sama dengan membuang jauh-jauh kotoran atau hal-hal yang tidak baik selama satu tahun, lalu dengan hati dan perasaan yang bersih bersama-sama menyambut datangnya tahun baru. Setelah kegiatan bersih-bersih selesai, ibu-ibu rumah tangga di Jepang biasanya langsung disibukkan dengan persiapan membeli bahan-bahan makanan spesial tahun baru seperti masakan "Osechi" dan "Ozouni".
Festival Omisoka
Merupakan suatu festival yang dilaksanakan pada malam tahun baru, dikenal dengan nama "Toshikoshi-Soba" yaitu berupa kegiatan makan soba hangat bersama. Kebiasaan ini merupakan budaya turun temurun sejak zaman Edo. Bentuk soba yang kecil dan panjang menyimpan harapan dan doa agar mereka senantiasa berada dalam lindungan kesehatan dan dapat tetap diberikan umur panjang.
Otoshidama(uang angpao)
Pada tanggal 1 januari (pas tahun barunya) biasanya orang-orang dewasa memberikan angpao sebagai uag jajan tambahan kepada anak-anak. Uang tahun baru (otoshidama) biasanya dimasukkan dalam lembar amplop kecil yang bernama "pochi bukuro" yang banyak dijual di toko. Desain amplop buat uang angpao ini unik-unik dan sangat menarik.
Hatsumoude
Pada malam tahun baru kuil-kuil di Jepang hampir dapat dipastikan dipenuhi oleh pengunjung yang ingin berdoa demi keselamatan dan kesehatan selama satu tahun berikutnya. Selain itu orang Jepang mempunyai kepercayaan terhadap benda-benda berkekuatan ghaib yang dikenal dengan Omamori dan Omikuji. Omamori biasanya digantungkan di leher guna memberikan keberuntungan bagi si pemakai.